Lanjutan dari kisah Zaynab Malikah Tadmur 1, bagian kedua dari karya epik ini melanjutkan perjalanan Ratu Zaynab dalam mempertahankan kehormatan, kekuasaan, dan tanah airnya di tengah ancaman yang semakin menguat. Dalam jilid ini, Emil al-Asyqar menampilkan konflik yang semakin rumit—baik secara internal di lingkungan istana maupun eksternal dari kekuatan asing yang mengincar Palmyra. Zaynab, dengan kebijaksanaannya, menghadapi pengkhianatan, dilema diplomatik, dan perjuangan pribadi antara tugas negara dan luka batin. Cerita berkembang menjadi lebih dinamis dan emosional, dengan dialog tajam dan pembangunan karakter yang lebih mendalam. Zaynab tidak hanya ditampilkan sebagai ratu, tetapi juga sebagai manusia dengan kerentanan, cinta, dan keberanian yang luar biasa. Cerpen ini mengukuhkan posisi Emil al-Asyqar sebagai penulis yang piawai menggabungkan narasi sejarah dengan imajinasi sastra yang kuat. Zaynab Malikah Tadmur 2 adalah penutup yang menggugah bagi saga kepemimpinan perempuan yang tak biasa dalam dunia sastra Arab.