Novel ini merupakan ungkapan cinta dan empati Najib al-Kaylani terhadap rakyat Bosnia yang mengalami penderitaan akibat konflik berkepanjangan. Sarajevo, ibu kota Bosnia, menjadi simbol luka umat Islam, dan dalam kisah ini ia dihadirkan sebagai kota penuh kesedihan dan kekuatan spiritual. Dengan gaya khasnya yang penuh semangat religius dan perlawanan, Kaylani menulis sebuah elegi bagi mereka yang berjuang dan menderita di Sarajevo. Karya ini adalah pertemuan antara cinta dan jihad, antara tragedi dan keabadian, yang dibingkai dalam keindahan bahasa sastra Arab.